Jumat, 30 September 2011

Tayan dan Sejarahnya

Aliran Sungai Tayan Tayan, sebuah nama sungai yang memiliki panjang 110, 12 Km (1) yang mengalir dan bermuara di sungai terpanjang di Indonesia yakni Sungai Kapuas. Tayan juga merupakan nama sebuah kota kecil yang menjadi sebuah ibukota Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas 1050,50 Kilometer Persegi (2), yang terletak di jalur lintas darat kalimantan dan lintas negara dan berjarak lebih kurang 100 Km dari ibukota Provinsi Kalimantan Barat, yakni kota Pontianak.

Posisi Kota Tayan Kota kecil yang digadang-gadangkan sebagai calon ibukota dari calon Kabupaten Tayan ini memiliki sejarah yang cukup panjang, yang bermula dari berdirinya sebuah kerajaan yang bernama sama Kerajaan Tayan, yang didirikan oleh seorang putra dari prabu Brawijaya yang bernama Gusti Lekar yang meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terjadi peperangan (3), namun ada juga yang menyebutkan bahwa Gusti Lekar mendapat misi menyelamatkan benda pusaka milik kerajaan Tanjungpura dan akhirnya mendarat di Tayan dan mendirikan kerajaan Tayan, namun hingga saat tulisan ini diturunkan penulis belum dapat memastikan mana yang benar diantara kedua sejarah tersebut. 

Berikut sekilas tentang pemimpin pemerintahan Kerajaan/Penambahan Tayan setelah mangkatnya Gusti Lekar : 
- Gusti Ramal dengan Gelar Pangeran Marta Jaya Yuda Kesuma 
- Suma Yuda dengan gelar Panembahan Tua 
- Gusti Mekah dengan gelar Panembahan Nata Kesuma 
- Utin Belondo/Ratu Utin Belondo, tetapi pemerintahan dijalankan oleh suaminya Gusti Hassan Pangeran Ratu Kesuma dengan gelar Panembahan Mangku Negara Surya Kesuma 
- Gusti Inding dengan gelar sama dengan ayahnya Panembahan Mangku Negara Surya Kesuma tetapi kemudian Belanda menggantilkan gelarnya menjadi Panembahan Anum Paku Negara Surya Kesuma 
- Gusti Kerma Ratu Paku Negara dengan gelar Panembahan Adiningrat Kesuma Negara 
- Gusti Mohamad Ali/Gusti Inding dengan gelar Paku Negar Surya Kesuma 
- Gusti Tamzid Pengeran dengan gelar Panembahan Anum Paku Negara 
- Gusti Jafar Panembahan Anum Adi Negara (Salah satu korban keganasan Jepang di Mandor) 
- Gusti Ismail dengan gelar Paku Negara yang kemudian karena berakhirnya pemerintahan swaparja menjadi Wedana Tayan dan kemudian dipindahkan ibukotanya ke Sanggau.

Dalam perjalanan sejarah juga Nama Tayan merupakan sebuah nama negara swapraja yang dibentuk pada tahun 1909 bersamaan dengan dibentuknya negara swapraja Meliau (4). Setelah Indonesia diproklamasikan pada Tanggal 17 Agustus 1945 yang dimana Borneo-Belanda (Kalimantan) adalah termasuk dalam salah satu propinsi dari Republik Indonesia. Pada Tanggal 28 Oktober 1946 dibentuk sebuah "Dewan Kalimantan Barat", yang menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat pada tanggal 27 Mei 1947, dan Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak menjadi kepala daerah. Wilayah istimewa ini terdiri atas 13 kerajaan sebagai swapraja seperti pada zaman Hindia Belanda yaitu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Tayan, Meliau, Sekadau, Sintang, Selimbau, Simpang, Sukadana dan Matan (4). 

Keraton Tayan Salah satu bukti peninggalan Kerajaan Tayan yang masih ada saat ini adalah sebuah bangunan Keraton Pakunegara Kesuma yang merupakan salah satu dari lima cagar budaya yang ada di Kalimantan Barat berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Nomor : KM.10/PW.007/MKP/03 TENTANG PENETAPAN GEREJA TUA SEJIRAM, KERATON KERAJAAN TAYAN, RUMAH ADAT BETANG PANJANG, KERATON SANGGAU, DAN KERATON KERAJAAN SINTANG YANG BERLOKASI DI WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA DAN/ATAU SITUS YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992. Selain itu juga terdapat tiga buah meriam berada di halaman keraton tersebut yang bertuliskan tahun masehi 1698, serta sebuah Masjid yang kesemuanya berkondisi kurang terawat, sebab hanya mendapatkan perawatan dari ahli waris keraton serta warga sekitar.